seaflog.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Arifin Tasrif, menyatakan keprihatinannya terhadap peningkatan eskalasi konflik antara Israel dan Iran, terutama setelah serangan terbaru Israel ke Iran pada pagi hari Jumat (19/4/2024), yang telah mengakibatkan lonjakan harga minyak mentah secara global.
Lonjakan Harga Minyak Dipicu oleh Serangan Israel
Harga minyak mentah acuan Brent tercatat melonjak 3,5% menjadi US 90,14 85,80 per barel. Data dari Refinitiv ini menggambarkan dampak langsung dari ketegangan geopolitik di harga energi dunia.
Menteri Arifin Berharap Kondisi Mereda
Menteri Arifin mengharapkan agar eskalasi antara Israel dan Iran tidak terus meningkat. Menanggapi situasi tersebut, ia menyatakan bahwa Kementerian Luar Negeri Iran akan merespon situasi yang berkembang. Kekhawatirannya terutama tertuju pada dampak jangka panjang konflik terhadap ketersediaan dan harga bahan bakar di Indonesia.
Fokus pada Stok BBM dan LPG di Indonesia
Arifin menyoroti pentingnya memeriksa stok BBM dan LPG di Indonesia, yang umumnya cukup untuk 17 – 30 hari. Pemerintah Indonesia, melalui Pertamina, terus memantau stok dan mencari cara untuk mengamankan pasokan energi, termasuk melalui program Jargas dan Kompor Listrik, sebagai langkah antisipasi jika kondisi memburuk.
Stabilitas Harga BBM Domestik Hingga Juni 2024
Meskipun ada lonjakan harga minyak mentah dunia, Menteri Arifin menegaskan bahwa ini belum akan mempengaruhi harga BBM dalam negeri setidaknya sampai Juni 2024. Pemerintah telah membahas strategi untuk menjaga harga BBM, dengan mempertimbangkan stok yang ada dan potensi perubahan kebijakan jika konflik berlanjut setelah Juni.
Langkah Strategis Pemerintah Pasca-Juni 2024
Dengan mengacu pada Perpres 191, pemerintah Indonesia telah merencanakan alokasi subsidi yang tepat sasaran jika diperlukan. Menteri Arifin menegaskan bahwa langkah jangka pendek yang tepat harus diambil setelah bulan Juni, tergantung pada perkembangan situasi konflik dan dampaknya terhadap pasar energi global.