seaflog.com – Indonesia menyimpan kekayaan alam yang belum sepenuhnya tergali, khususnya dalam sektor minyak. Sebuah area di Indonesia Timur, dikenal sebagai Buton offshore di Sulawesi Tenggara, dipercaya memiliki cadangan minyak yang sangat besar, dengan estimasi mencapai 5 miliar barel.
Dorongan Eksplorasi oleh Menteri ESDM
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bapak Arifin Tasrif, telah mengidentifikasi lapangan minyak lepas pantai Buton sebagai kawasan dengan potensi signifikan. Menyikapi hal ini, beliau mendorong PT Pertamina (Persero) untuk mengambil langkah-langkah aktif dalam mengembangkan lapangan tersebut.
Strategi Pertamina dalam Pengembangan Buton Offshore
Dalam pernyataan yang disampaikan di Kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi ESDM di Jakarta, Menteri Arifin mengajak Pertamina untuk mempercepat pengembangan lapangan Buton, yang memiliki minyak berat dalam jumlah besar. “Potensinya 5 miliar barel, 20% saja sudah 1 miliar. Ini harus dipercepat,” tutur Menteri Arifin pada Jumat, 19 April 2024.
Rencana Pemerintah dalam Pencarian Cadangan Minyak
Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Arifin, mengakui bahwa pencarian dan produksi cadangan minyak adalah proses yang memakan waktu. Namun, ada komitmen kuat dari pemerintah untuk memastikan proyek di Buton offshore dapat segera beroperasi.
Potensi Cadangan Minyak Indonesia Timur Menurut SKK Migas
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah mengungkapkan bahwa Indonesia Timur memiliki potensi cadangan minyak yang sangat besar, diperkirakan mencapai 9,7 miliar barel. Kepala SKK Migas, Bapak Dwi Soetjipto, menegaskan adanya fokus pemerintah dalam menarik investor untuk mengembangkan blok-blok minyak dengan cadangan besar di wilayah ini, termasuk di Timor, Buton, Warim, Kepulauan Seram, dan Kepulauan Aru. “Total cadangan di sana diperkirakan 9,7 miliar barel, ini bisa meningkat tiga kali lipat dari cadangan saat ini,” ucap Dwi dalam Energy Corner CNBC Indonesia pada Senin, 22 Agustus 2022.
Pengembangan potensi ini tidak hanya akan meningkatkan kapasitas produksi minyak nasional tetapi juga dapat membawa dampak ekonomi yang signifikan bagi Indonesia, terutama dalam hal kemandirian energi dan pertumbuhan ekonomi di kawasan timur negeri.