seaflog.com – Keluarga Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas, berduka atas kehilangan Malak, cucu perempuannya, yang meninggal dunia karena luka serius yang diderita dalam serangan Israel. Malak bukan satu-satunya anggota keluarga yang menjadi korban; ayahnya, dua saudaranya, dan empat cucu Haniyeh lainnya juga kehilangan nyawa dalam gempuran yang sama.
Insiden Fatal Pada Hari Raya
Tragedi ini terjadi ketika keluarga Haniyeh sedang berkunjung ke kerabat mereka di kamp pengungsi Shati, Kota Gaza, selama perayaan Hari Raya Idulfitri. Peristiwa menyedihkan itu terjadi saat mobil yang mereka tumpangi menjadi sasaran serangan udara Israel, mengakibatkan kematian yang tragis.
Tanggapan Haniyeh Terhadap Tragedi
Dalam sebuah pernyataan yang dipetik oleh New Arab, Ismail Haniyeh menyatakan bahwa nyawa anak-anaknya tidak lebih berharga dibandingkan dengan rakyat Palestina lainnya. Beliau mengakui bahwa banyak keluarga di Gaza, termasuk keluarganya sendiri, telah membayar harga yang sangat tinggi dalam konflik ini.
Implikasi pada Perundingan Gencatan Senjata
Meskipun berduka, Haniyeh menegaskan bahwa serangan yang merenggut nyawa anggota keluarganya tidak akan mempengaruhi posisi Hamas dalam perundingan gencatan senjata dengan Israel. Ia menekankan bahwa rakyat Palestina secara keseluruhan telah menderita dan menegaskan solidaritasnya dengan mereka.
Pernyataan Israel Tentang Target Serangan
Israel, dalam sebuah konfirmasi yang kontroversial, menyatakan bahwa mereka dengan sengaja menargetkan anak-anak Haniyeh, menuduh mereka sebagai “agen Hamas”. Tindakan ini menunjukkan eskalasi taktik militer dalam konflik yang berkelanjutan.
Dampak Jangka Panjang dari Agresi Israel
Agresi militer Israel yang berkelanjutan di Jalur Gaza telah mengakibatkan kerugian yang sangat besar, dengan lebih dari 33.700 orang Palestina dilaporkan tewas dan sekitar 76 ribu lainnya terluka akibat serangan tersebut.
Keluarga Ismail Haniyeh mengalami tragedi besar dengan kehilangan anggota keluarga termasuk cucu perempuan dalam serangan udara Israel. Insiden ini menyoroti dampak mendalam konflik antara Israel dan Palestina terhadap warga sipil dan mempertegas kesediaan kedua belah pihak untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata meskipun di tengah kehilangan dan kesedihan yang mendalam.