seaflog.com – Tragedi yang menimpa MR (32), seorang pedagang telur gulung di Tebet, Jakarta Selatan, telah menggegerkan masyarakat. MR tewas setelah dikeroyok dan diikat di pohon oleh bosnya sendiri, AS (46), dan beberapa rekannya. Kejadian ini bermula dari tuduhan pencurian sepeda motor yang dilakukan MR. Berikut adalah kronologi lengkap dari peristiwa tragis ini.

Pada Senin, 2 Desember 2024, MR diminta oleh bosnya, AS, untuk membeli telur menggunakan sepeda motor milik MF (28). MR yang sudah bekerja selama enam bulan sebagai pedagang telur gulung keliling ini kemudian pergi dengan motor tersebut. Namun, MR tidak kembali setelah berbelanja, yang membuat AS curiga dan mencari informasi keberadaan MR melalui komunitas ojek online (ojol).

Setelah mendapat informasi bahwa MR berada di daerah Bekasi, AS bersama MF dan dua rekannya, R serta AR, mendatangi MR di Stasiun Bekasi. Mereka kemudian menghajar MR di tempat tersebut. Setelah itu, MR dibawa ke Tebet, Jakarta Selatan, dan kembali dipukuli di penyeberangan rel kereta api Tebet Timur.

Setelah dipukuli di Tebet, MR dibawa ke rumah MF dan kembali dianiaya. Korban kemudian dibawa ke kontrakan AS di Tebet, di mana MR diikat di pohon dan ditinggal tidur oleh AS dan MF. Keesokan paginya, MR ditemukan tewas dalam keadaan terikat.

AS dan MF mengaku bahwa mereka mengikat MR karena korban diduga menjual motor milik MF. Mereka berharap MR agen bola resmi memberitahu lokasi motor tersebut, namun MR tidak mau menjawab dan beralasan bahwa motor telah dijual melalui Facebook Marketplace. Namun, setelah dicek, tidak ada postingan penjualan motor tersebut di Facebook.

Polisi kemudian menyelidiki kasus ini dan menetapkan empat orang sebagai tersangka, yaitu AS, MF, R, dan AR. Mereka dijerat dengan Pasal 338 KUHP subsider Pasal 170 ayat (2) KUHP subsider Pasal 351 ayat (3) KUHP dengan ancaman pidana maksimal 15 tahun penjara.

Tragedi ini menunjukkan betapa pentingnya penegakan hukum dan penghindaran tindakan main hakim sendiri. MR yang seharusnya hanya dituduh mencuri motor, harus kehilangan nyawanya akibat tindakan brutal yang dilakukan oleh bos dan rekannya. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk selalu mengedepankan hukum dan prosedur yang berlaku dalam menyelesaikan masalah.